Pertandingan Antara Arema (ISL) melawan Persiram Raja Ampat sudah selesai digelar (13/01/2013) yang lalu dengan kemenangan tim Arema (ISL) skor telak 3-0.
Dengan materi pemain bertabur bintang dan unggul penguasaan permainan tidak mudah bagi tim Singo Edan memenangi laga, terutama di babak I begitu banyak peluang terbuang sia-sia. Umpan crossing dari kedua wing jarang sekali terlihat, umpan terobosan dari kedua gelandang sering mentah, beberapa kali tendangan dari set piece juga belum maksimal sampai pada kesempatan penalti pun gagal.
Beruntung pada babak II kelengahan lini belakang lawan dpt dimaksimalkan oleh Sunarto sebagai gol pembuka kemenangan Arema.
Berikut ini analisa dan opini saya sepanjang pertandingan dengan membedah masing-masing lini kekuatan tim Singo Edan
Lini Pertahanan:
Dengan penjaga gawang Kurnia Mega dibantu kuartet Hendro Siswanto, Thiery Gatusi, Victor Igbonefo, Alfarisi dilini belakang, kekuatan Arema masih dapat dengan mudah ditembus penyerang Persiram. Beberapa kali Kurnia Mega harus berjibaku menghalau dan mengamankan gawang nya dari kebobolan termasuk hadiah penalti yang berhasil ditepis serta clean sheet sepanjang 90 menit waktu normal. Terlepas dari keperkasaan Kurnia Mega sebagai pertahanan terakhir tim Singo Edan, lini pertahanan masih jauh dari kata memuaskan, seharusnya pemain belakang harus bermain lebih ngeyel (lugas) tapi simpel (sederhana) buang bola kedepan, harus lebih disiplin atas daerah pertahanannya. Benny Wahyudi & Munhar yang punya karakter seperti itu lugas & ngeyel tapi sayang kedua pemain itu sedang cedera. Mudah-mudahan di pertandingan berikutnya lini pertahanan lebih fokus & disiplin dalam mengawal area pertahanan.
Lini Tengah:
Diisi oleh Keith Kayamba, Joko Sasongko, Gede Sukadana dan Sunarto sebenarnya tampil solid mengawal lapangan tengah Arema, tapi dengan tidak adanya seorang jendral lapangan tengah (Playmaker) membuat alur sekaligus ritme serangan kurang berjalan dengan baik. Organisasi serangan kurang terskema dengan rapi, sering lambat dalam menyupai bola kedepan dan sering terlambat dalam membackup pertahanan . Gede Sukadana dan Joko Sasongko yang seharusnya banyak menguasai bola tampak lambat sekali memberi assist untuk duet GO-GO (Gonzales-Goncalves). Praktis duet maut tidak berkutik dibabak pertama bahkan seorang Goncalves harus menunjukan aksi individunya dengan mencari bola sendiri ke tengah. Kita patut acungi jempol pada Sunarto dan Keith Kayamba yang terus bisa mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan kecepatan dan keberanian menerobos sisi kiri dan kanan pertahanan lawan. Arema masih punya stok pemain ngeyel lainnya seperti M.Ridhuan dan Dendi Santoso namun kedua pemain itu sedang cedera. Arema butuh seorang pengatur serangan yg bisa menjadi komandan di lapangan tengah agar bisa lebih rapi dalam mengatur skema & ritme permainan tim.
Lini Depan:
Duet GO-GO didepan sudah tidak diragukan lagi, sudah dibuktikan di dua pertandingan 8 gol sudah dilesakkan. Produktifitas itu bisa berjalan dengan baik asalkan di topang dengan suplai dan crossing bola kedepan dengan sempurna sehingga memudahkan para gladiator gol dapat lebih moncer lagi. Gonzales sebagai striker tipikal tembok dengan kekuatan penguasaan bola yang bagus akan lebih mudah mengeksekusi bola di area 16, terbukti dengan gol yang dibuatnya kegawang Persiram dengan sekali penguasaan bola, tahan sebentar dan tendang ! BAAM ! Gol ! Itulah Golzales. Sedangkan Goncalves striker tipikal perusak akan lebih mudah melakukan akselerasi bila suplai bola ke kakinya lebih banyak lagi. Sukses buat para gladiator goll Singo Edan.
Sebagai penutup, perjalanan kompentisi masih panjang, kerja keras semua pihak sangat diharapkan. Pemain, tim pelatih dan managemen harus berjuang sekuat tenaga.Ssemua komponen tim harus bersinergi untuk memenuhi ekspektasi tertinggi pencinta Singo Edan (Aremania) , Arema juara ISL, Bravo Arema !!!
Ditulis oleh Budhi Kusmono
Source : Ongisnade.co.id