SEJARAH AREMA
Sejarah
Persatuan sepakbola
Arek Malang atau lebih dikenal dengan sebutan Arema Malang adalah sebuah
klub profesional yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur. Tim
berjuluk Singo Edan saat ini adalah salah satu kontestan Superliga
2008/09, kompetisi sepakbola paling bergengsi di tanah air.
Semula
tim yang lahir pada 11 Agustus 1987 atas dasar prakarsa Acub Zaenal,
pencetus lahirnya klub Galatama, ini bernama Aremada. Yakni gabungan
klub lokal Malang Armada 86 dan Arema. Namun nama itu tidak bisa
langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema 86. . Upaya
untuk mempertahankan klub Galatama Arema 86 banyak mengalami hambatan,
bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu
mulai terseok-seok karena kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub
Zaenal bersama putranya Lucky, lantas mengambil alih dan berusaha
menyelamatkan Arema 86 agar bisa tetap survive.
Nama Arema
86 pun diubah menjadi Arema dan ditetapkan berdirinya pada 11 Agustus
1987 sesuai akte notaris Pramu Haryono SH No 58. Sejak saat itu, Arema
mulai menggelar persiapan layaknya sebuah tim profesional. Baik itu
menyangkut skuad timnya maupun fasilitas bagi semua pemain dan
ofisialnya.
Prestasi klub Arema dikancah sepakbola
nasional terbilang pasang surut. Hal itu karena tergantung pembiayaan
klub yang menjadi kendala utama. Maklum saja karena bukan klub "Plat
Merah" sehingga tidak mendapatkan kucuran dana APBD. Meski demikian,
mahkota juara Galatama pernah mereka rebut pada musim kompetisi 1992.
Sejak
mengikuti Liga Indonesia, gabungan klub dari Perserikatan dan Galatama,
Arema tercatat pernah tiga kali masuk putaran kedua atau babak delapan
besar. Namun kendala finansial terus saja menghimpit perjalanan klub
ini, hingga akhirnya diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel
Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.
Akibat
krisis keuangan itu pun membuat Arema turun kasta di divisi satu. Tapi
dengan kekuatan finansial baru, Arema hanya satu musim berada di divisi
satu dan kembali promosi dengan status sebagai juara. Sejak saat itu
prestasi Arema cenderung stabil hingga menembus Superliga, kompetisi
kasta tertinggi di tanah air yang baru pertama kali digulirkan musim
ini.
Berdiri: 1987
Alamat: Jl. Panderman No.2A Indonesia
Telpon: +62 (0) 341 551462 / 586047
Susunan pengurus Yayasan Arema
Pembina: Darjoto Setiawan
Pengawas: Bambang Winarno
Ketua: Muhammad Nur
PT Arema Indonesia
Presiden komisaris: Satrija Budi Wibawa
Komisaris: Dewanti Rumpoko, Edi Antoro, Raja Oktohari Oesman
Direksi: Gunadi Handoko
Media Officer: Topan
Susunan Official Tim Senior Arema
Manajer: Rendra Kresna
Asisten Manajer: Muhammad Taufan
Ketua panpel: Muhammad Muklis
Stadion: Kanjuruhan
Prestasi
Galatama
Juara: 1992/93
Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-6 Divisi Utama Wilayah Timur
1995/96: Peringkat ke-12 Divisi Utama Wilayah Timur
1996/97: Peringkat ke-3 Divisi Utama Wilayah Barat
1997/98: Kompetisi dihentikan
1998/99: Peringkat ke-3 Divisi Utama Wilayah Tengah
1999/00: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2001: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2002: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2003: Peringkat ke- 17 Divisi Utama (Degradasi ke Divisi I)
2004: Juara Divisi I (Promosi ke Divisi Utama)
2005: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2006: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2007: Babak Delapan Besar Divisi Utama (Lolos Superliga)
Copa Indonesia
Juara: 2005, 2006
SEJARAH AREMANIA
Arema dan Aremania
PS
Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 oleh H. Acub Zaenal dan
Ir. Lucky Zaenal. Dari awalnya Arema klub swasta. Pada waktu Arema
berdiri Liga Indonesia dibagi dua: liga untuk klub semi-profesional
bernama Galatama dan Liga klub Perserikatan. Klub-klub Perserikatan
tergantung pada pemerintah daerah untuk dana. Sementara klub Galatama
tergantung pada sponsor swasta. Walaupun Arema belum pernah juara selama
zaman Ligina, Arema juara Galatama pada tahun 1993. Pada tahun 1994
klub semi-profesional digabungkan dengan klub Perserikatan untuk menjadi
Ligina.
Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri.
Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil.
Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau
daerah di Malang.
Di artikel “Aremania Junjung
Sportivitas” diterbitkan di Bestari, no.156, 2001 diceritakan bahwa
menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan
dengan hubungan antara suporter dengan suporter lain. Akibatnya AFC
terhadap kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap
sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk
diterima oleh kebanyakan suporter Arema.
Sekitar tahun 1994 AFC
dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu karena banyak kesibukan dan soal
generasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC pasti mempengaruhi keruntuhan
AFC, harus ditanyakan mengapa AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau
orang baru. Mungin itu tidak terjadi karena sudah jelas bahwa AFC tidak
didukung oleh suporter. Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu.
Makanya mantan-tokoh AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan
nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua
inisiatif AFC gagal. Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem
organisasi suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak
hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu
AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang
merupakan para suporter Arema.
Brutalisme ke Hooliganisme
Ada
dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suporter yang tidak
sportif dan membuat kerusuhan: suporter brutal dan hooligan. Artinya dua
istilah hampir sama. Perbedaan antara dua istilah itu hanya soal
konteks. Istilah hooligan itu berasal di luar konteks Indonesia dan
bersifat perbandingan. Istilah suporter brutal lebih sering dipakai
dalam konteks Indonesia. Hooligan sama dengan suporter brutal karena
yang jelas kegiatannya berdasarkan pada egoisme buruk. Seorang hooligan
mau membuat kerusuhan dan kekerasan untuk membesarkan egonya. Seorang
hooligan tidak ikut pertandingan untuk menikmati sepak bola tetapi untuk
membuat kericuhan. Seorang Hooligan adalah musuh perkembangan sepak
bola apalagi komunitas suporter murni. Akhirnya kalau memakai contoh
suporter brutal Arema kelihatannya perbedaan antara dua istilah hanya
soal konteks.
Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme
antara waktu Arema berdiri dan pertengahan tahun 1990-an. Ada kekerasan
antara suporter walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu
beberapa geng pemuda merupakan para suporter Arema. Setiap kampung
memiliki geng sendiri. Yang berikutnya adalah daftar nama geng-geng
Malang sama tempat asalnya kalau ada.
Nama Geng Tempat Asal
Aregrek Sekitar Jl. Basuki Rachmat
Arnak (Armada Nakal) Sukun
Anker (Anak Keras) Jodipan
Argom (Armada Gombal) Kidul Dalem
Arpanja (Arek Panjaitan) Betek
Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan) Claket
SAS (Sarang Anak Setan)
Geng Inggris Kasin Jrot
Ermera
Saga (Sumbersari Anak Ganas)
Geng-geng
ini membuat suasana menakutkan di stadion. Tempat pertandingan menjadi
kesempatan untuk geng-geng tersebut membuktikan siapa yang paling keras.
Persaingan keras antara geng-geng terjadi walaupun semuanya medukung
Arema. Jadi semua upaya untuk membuat suporter Arema rukun dan kompak
dihalangi. Tawuran terjadi antara suporter Malang dan suporter dari luar
tetapi juga di antara para suporter Arema sendiri. Bentrokan tidak
terjadi karena provokasi tetapi disebab oleh suasana brutalisme
ditimbulkan suporter Malang. Masih diingatkan oleh suporter Arema
(dengan malu) bahwa suporter Malang brutal sebelum suporter Surabaya
menjadi brutal. Akhinrya, waktu antara 1987 dan pertengahan tahun
1990-an suporter Arema membuktikan bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme
Hooligan Inggris. Suporter Malang menjadi terkenal sebagai Hooligan
Indonesia. Sering selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada
tawuran antara suporter Surabaya dan Malang. Sayangnya persaingan keras
itu antara Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang
dari Malang diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak.
Sementara
di Malang kendaraan yang berplat L (plat Surabaya) mengalami hal yang
serupa. Pada tahun 1992 ada semacam `sweeping’ menghadapi orang yang
berKTP Surabaya. Polisi terpaksa melakukan operasi untuk menghentikan
aski brutal itu. Akhirnya permusuhan berkembang antara orang kedua kota
Jawa Timur tersebut melainkan antara suporter saja. Lagipula Bonek nama
suporter Surabaya menjadi istilah berarti hooligan Indonesia. Jadi kata
bonek yaitu yang tidak pakai huruf besar artinya hooligan walaupun Bonek
itu berarti suporter Surabaya. Karena persaingan keras itu sering
Aremania dan Bonek dianggap sama saja. Khususnya di luar Malang banyak
orang yang bersikap bahwa Aremania adalah bonek juga. Banyak orang tidak
membedakan antaranya. Selama tahun-tahun itu masyarakat Malang tutup
jendela dan mengunci pintu kalau ada pertandingan Arema. Sekarang
suporter Arema telah benar-benar maju tetapi terhadap peringatan
masyarakat yang menganggap bahwa mereka masih brutal.
Aremania muncul
Pada
pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara itu
istilah Aremania muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua
fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya pemuda Malang
yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Di artikel `Aremania Mengukir
Sejarah Baru’ diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Gus Nul mantan
pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun kurang jelas dari mana istilah
Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara
psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter
merasa bersatu. Kata Aremania bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu
muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan dengan
perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu.
Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng
walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih
dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng.
Di
samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai
mendorong sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing
mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk menaikkan
kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah
ada pemain dari Afrika, Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga
Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara
Chile bernama Rodriguez `Paco’ Rubio. Sekarang menurut suporter Malang
dia semacam pahlawan sepak bola Arema. `Paco’ Rubio menembus gol lawan
selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama Ligina
VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang
dipanggil `Bobby’ (selama Ligina VIII main untuk klub perserikatan
Malang Persema). Selama Ligina VIII Jaime Rojas (mantan pemain Persema)
juga berasal dari Chile masuk klub.
Dengan berupaya ke
profesionalisme suporter mulai lebih tertarik pada permainan khususnya
karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi
bintang. Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia
pindah ke Persebaya dan menjadi musuh suporter fanatik. Akhirnya mau
kembali ke Arema dia ditolak oleh pengurus Arema. Daripada membeli
Junaedi lagi mereka memilih mendidik pemain muda berasal dari Jawa
Tengah bernama Johan Prasetyo. Johan Prasetyo telah menjadi bintang
Aremaa. Selain Prasetyo ada Aji Santoso, pemain yang berpengalaman itu
pernah main untuk timnas Indonesia. Karirnya setelah di Arema ke
Persebaya dan kemudian ke PSM Makassar. Akhirnya main untuk Persema
sebelum main di Arema lagi.
Dengan impor pemain asing dan
perhatian pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang
antara para suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan
fanatisme terhadap klub saja. Di artikel `Suporter Bergeser Jadi
Football Minded’ diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap
suporter digambarkan. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih
menonton pertandingan menurut suguhan kualitas sepak bolanya. Yaitu
penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola
tinggi. Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi tayangan sepak bola
dari luar negeri. Suporter mulai menuntut kualitas dari sepak bola Liga
Indonesia.
Di samping itu perubahan suporter Malang didorong
beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng
dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Di artikel `Aremania Sebuah
Gerakan Rakyat’ diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa
suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan Tobing, Lucky Zaenal, Iwan
Kurniawan, Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu
dan sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS
Arema, dan kalau klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya
suporter juga. Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub Arema
yang telah menjadi simbol suporter juga. Di artikel `Aremania junjung
sportivitas’ diterbitkan di Bestari, no 156 2001 bahwa tokoh perintis
ini mengusulkan Aremania dijuluki `Macan Putih’ atau `Singa Putih’
karena Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian
secara spontan ada orang antaranya yang teriak `edan’. Mungkin itu mucul
dari bagian belakang istilah Aremania yaitu `mania’. Kata `mania’
berarti edan.
Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo
Edan semacam bahasa Malang berkembang. Kata-kata bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalamania.
Misalnya Singo Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro
Ngalam. Di samping itu arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat
kabar Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam. Sekitar pertengahan
tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap
suporter Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang
lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik.
Pada
waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI
Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di
Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif, sportif
dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto
(dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia. Selama
Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter
lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat
datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan terhadap
Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak
terpancing oleh oknum provokator Tangerang. Pada Juli tahun itu diakui
oleh suporter Solo sebagai `guru hebat’.
Lagipula kemajuan
Aremania mempengaruhi keadaan di Malang. Selama waktu krismon, Malang
tenang walaupun dimana-mana di Jawa telah kacau. Itu karena pemuda
Malang telah merasa bersatu sebagai Aremania dan tidak ingin membuat
kerusuhan di kotanya. Katanya ada suporter Solo yang mengirim sepasang
bh dan celana dalam perempuan ke Aremania agar mengucapkan Aremania para
penakut. Namun Aremania tidak mudah dipancing. Yang jelas dalam
lingkungan suporter sepak bola telah dianggap maju dari masa dulunya.
Lagipula mereka dianggap perintis suporter di Indonesia. Namun proses
ini mulai lebih dari 5 tahun yang lalu dan Aremania sampai tahun 2001
berjuang untuk menghapus sisa-sisa brutalisme.
Sisa-sia Brutalisme
Aremania
tidak langsung berhasil dalam perjuangan untuk menghapus citra suporter
brutal. Sampai tahun 1999 ada bentrokan antara suporter di Malang
tetapi khususnya dengan Bonek. Keadaan kacau hampir tidak bisa dicegah
aparat keamanan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya
terjadi selama ada kesempatan Arema melawan Persebaya. Akibatnya di
Malang suporter Surabaya harus dilarang masuk Malang supaya mencegah
insiden yang tidak diinginkan.
Pengurus Arema pernah minta
pertandingan Arema versus Persebaya diadakan di luar Malang agar tidak
ada tawuran. Namun ini diprotes Aremania yang menuntut bahwa
pertandingan Arema tetap milik masyarakat Malang. Namun tahun-tahun
tersebut harus dibedakan dari zaman geng-geng. Mungkin tahun-tahun yang
berikut kelunturan geng-geng Malang bisa dianggap sebagai waktu
peralihan. Sampai tahun 2001 ada insiden yang terjadi di luar Malang.
Salah satu contoh konflik antara suporter Malang dan Surabaya adalah
tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei tahun 2001.
Tragedi Sidoarjo
Pada
Ligina VII Aremania mendukung tim kesayangannya di pertandingan away.
Arema melawan Gelora Putra Delta (GPD) di Sidoarjo. Soalnya tiga
kelompok suporter mucul di stadion Delta: Deltamania, Aremania dan
Bonek. Karena jarak antara Surabaya dan Sidoarjo jumlah sedikit suporter
Surabaya datang untuk menjenkelkan suporter Arema. Tiga kelompok ini
dibagi supaya tidak ada bentrokan. Aremani menempati sektor utara
sementara Bonek dan Deltamania ada di tribun VIP. Pertama-tama sebelum
pertandingan mulai sekitar jam 14. 15 ada lemparan batu dari luar
stadion. Dua suporter Arema terluka dan Aremania menuntut bahwa tempat
di luar stadion khususnya sekitar sektor utara diamankan. Di samping itu
Aremania dimarahkan kabar bahwa dua mobil Aremania dirusak. Pada jam
15.10 lemparan batu antara sektor utara dan tribun timur mulai. Polisi
terhadap kesulitan membatasi lemparan karena Bonek dapat sumber batu
dari luar stadion.
Pada jam 16.00 pertandingan sepak bola dimulai.
Pada jam 16.20 aparat keamanan megeluarkan tembakan peringatan untuk
menghentikan lemparan. Pada menit ke-29 pertandingan harus dihentikan
karena suporter masuk lapangan dan kerusuhan mulai terjadi di luar
stadion. Aremania harus dievakuasi oleh aparat keamanan. Akhirnya 15
orang terluka, 7 mobil dan 2 sepeda motor dirusak. Juga stadion Delta
dihancur dari aksi lemparan dan bentrokan yang berikutnya. Reaksi
Aremania penuh dengan kesedihan terhadap tragedi Sidoarjo. Para suporter
Arema merasa mereka salah dipersalahkan untuk tragedi Sidoarjo walaupun
Bonek adalah provokator. Pak Marheis salah satu korwil Aremania yang
dianggap oleh sebagian suporter sebagai tokoh yang memperbolehkan
ketertiban antara korwil-korwil tidak bisa menahan tangisnya setelah
insiden Sidoarjo.
Ovan Tobing seorang perintis Aremania setelah
tragedi itu berpendapat bahwa tragedi di Sidoarjo merupakan pelajaran
untuk PSSI. Pada waktu Arema main di Malang Aremania membawa spanduk
yang protes disalah untuk kejadian di Sidoarjo. Sayangnya bahwa insiden
seperti itu menegaskan citra Aremania sebagai suporter brutal karena
dalam insiden itu Aremania sebetulnya di kedudukan sulit. Pertama-tama
mereka dilempari dari luar stadion. Lagipula mereka terhadap Bonek yang
siap dengan sumber batu dari luar stadion.
Aremania diserang di
Jogja: Selain masalah Bonek ada kelompok lain yang iri pada Aremania
jadi mencoba memancingnya. Pada bulan Oktober tahun 2001 Aremania
diundang ke pertadingan di Jogjakarta. Di Jogja Aremania diserang.
Seperti di Sidoarjo ada lemparan batu dari luar stadion. Aremania
terpaksa masuk lapangan untuk menghindari lemparan dari luar stadion.
Pertandingan dihentikan dan harus dimain hari berikutnya di tempat yang
dirahasiakan. Slemania, para suporter Jogja pada umumnya sangat malu
pada penyerangan itu. Mereka mulai menyanyi dengan gaya Aremania:
“Maaf?maaf?maaf Aremania
Maafkan kami atas kejadian ini”
Pada
umumnya ada persahabatan antara Aremania dan para suporter lain tetapi
kadang-kadang ada oknum kelompok yang mencoba memancing Aremania. Dan
jarang Aremania terpancing dengan mudah. Selama Ligina VIII tidak ada
masalah bentrokan kalau suporter lain datang ke Malang. Aremania
membuktikan bahwa telah sportif. Suporter apalagi pemain saja butuh
sportivitas.
Setelah kejadian seperti di Jogja Aremania janji
mereka tidak akan membalas dendam kalau suporter Sleman datang ke
Malang. Korwil Cilewung juga mendorong Aremania untuk tidak membalas
dendam Bonek. Dia sadar bahwa kalau membalas dendam pasti tidak akan
dibedakan dari Bonek. Harus diakui walaupun lama berjuang dengan
sisa-sisa brutalisme Aremania telah agak berhasil dalam tugasnya.
Suporter
Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga kepada negara
Republik Indonesia. Dengan kompak suporter Arema sebelum permulaian
pertandingan menyanyi lagu nasionalis `Padamu Negeri’. Lagu itu dinyanyi
suporter dengan bangga. Nasionalisme merupakan salah satu aspek dasar
suporter Arema.
Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya semua
maupun suporter tim lawan bersaudara. Malang aman karena persaudaraan
itu. Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan kesukuan atau
konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia. Aremania
berpendapat bahwa kalau Malang bisa begitu rukun, mengapa negara
Indonesia belum bisa seperti itu? Yang jelas persatuan Aremania muncul
secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan negara
Indonesia.
0 komentar to "Sejarah AREMA"
FOLLOWER
Sample Text
INFO Bermanfaat
--------AREMANIA UNEJ----------
Entri Populer
-
Kematian adalah sebuah hal yang pasti dilalui setiap makhluk hidup yang ada didunia ini.Kematian bukan juga hal yang perlu ditakuti,Tapi hen...
-
Aremania menjadi barometer kreasi suporter yang ada di Indonesia. Pernyataan tersebut memang tidak berlebihan. Bisa dilihat dari pertandi...
-
Ciri-ciri Gejala Penyakit Jantung Dan Tips Cara Mencegah Sakit Jantung Juga Bagaimana Cara Mengobati/Pengobatan Secara Alami atau Tradisio...
-
kegiatan menghitung struktur bangunan membutuhkan kesabaran, ketelitian, serta pengetahuan struktur bangunan yang baik sehingga dapat diha...
-
saya mau berbagi ilmu tentang cara membobol password admin / user buat di Windows XP maupun Windows 7.Yg agan butuhin buat ngehack cuma 1 ba...
-
Masih ingat ketajaman Michael Owen ketika di Liverpool? Atau ketangguhan Iker Casilas di mistar gawang Real Madrid? Talenta-talenta terseb...
-
Siapa yang tidak kenal dengan istilah Jalur Gaza? itu adalah daerah dimana tempat para pejuang muslim Palestina berjuang untuk mendapatk...
-
Software teknik sipil sangat berguna untuk mempermudah pekerjaan rancang desain bangunan sehingga dapat menghemat penggunaan pikiran, wak...
-
Buat mas mas,om om,mbak - mbak dan tante-tante,kita hidup didunia ini tentunya gak ingin penyakitan kan?apa lagi dengan jadwal yang padat.In...
-
Kalah 1-0 atas PS Barito Putera Minggu lalu (20/1) menodai hasil sempurna dua laga awal Arema ISL . Arema ISL masih optimis meraih jua...
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(77)
-
▼
Januari
(68)
- Efek Tulisan terbakar
- Tutorial Membuat Teks Efek Fill Gambar
- 3 d Teks Blue Arts
- 31 Maret, Batas Akhir Klub Lunasi Gaji Pemain
- Sepuluh Catatan Terburuk Timnas Sepakbola Indonesi...
- Sejarah Brajamusti
- Sejarah Spartack
- Sejarah The Jak Mania
- Sejarah Viking Bandung
- Sejarah Bonek
- Sejarah Pusamania
- Arema Noise - Suara Bising Untuk Mendukung Arema
- Profil Aremania Bogor Berkarakter
- Stadion di Inggris Tanpa Pagar, Di Indonesia kenap...
- Profil Aremania Kupang
- Refleksi 16 Januari
- Aremania, Arti Sebuah Nama
- Mengenal Aremania Jalur Gaza ; Love In Brotherhood
- Profil Yuli Sumpil: Sang Dirigen Aremania
- Sumber Permusuhan Aremania vs Bonek
- Sejarah AREMANIA
- Permainan Arema Jauh dari Harapan
- Tingkatkan kualitas Permainan Demi Juara ISL
- 2 Pemain Arema ISL kena sanksi PSSI..Loooohh
- Permainan Arema MONOTON
- Rapor Pemain lawan Barito
- Manfaat Korwil Aremania Yang Ada Di Luar Wilayah M...
- Profil Korwil THIS IS AREMA
- AREMA optimis Juara
- Sejarah AREMANIA korwil NTT
- Keluh Kesah AREMANIA
- AKADEMI AREMA ASET YAN BERHARGA
- Cedera Ridhuan dan Greg hampir sembuh
- Konfigurasi Wireless Access Point
- Jenis Jenis Jaringan
- Jenis Jenis Harddisk
- Sejarah Prosessor
- Seventeen - Jaga Selalu Hatimu
- Kerispatih - Tertatih
- SM*SH - I Heart You
- Nikita Willy - Ku Tetap Menanti
- Lyla - Dan Lagi
- Vierra - Takut
- Kotak - Cinta Jangan Pergi
- Hijau daun - Aku dan Air Mata
- SM*SH - Senyum Dan Semangat
- viera - Terlalu Lama
- Judika - Aku Yang Tersakiti
- Hack Password Admin Windows 7
- CARA MENDETEKSI KERUSAKAN PADA KOMPUTER
- Cara Instalasi Windows Xp
- Membuat Jaringan Ad-Hoc pada Win 7
- Profil Kurnia Meiga
- Sejarah AREMA
- Cinta Yang Agung
- Kemunafikan
- Ku Tak Sanggup
- Kenangan Masa Lalu
- Aku Masih Disini
- Retakan Dalam Sukma
- Kerinduan Cinta
- Kegundahan Cinta Tak Terbalas
- Luka Darimu
- Jejak Kaki
- Bersama Cahaya Lilin
- Giselle & last child - Seluruh nafas ini
- Last Child - Pedih
- Noah - Separuh aku
-
▼
Januari
(68)
Posting Komentar