AREMANIA: DARI LATAR BELAKANG HOOLIGANISME KE PARA SUPORTER SEPAKBOLA TELADAN
Oleh: John Psilopatis
Universitas Muhammadiyah Malang Bekerja sama ACICIS
Semester Februari-Juni 2002
BAB II Sejarah Aremania
A. Arema dan Arema Fans Club
PS Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 oleh H. Acub Zaenal dan
Ir. Lucky Zaenal. Dari awalnya Arema klub swasta. Pada waktu Arema
berdiri Liga Indonesia dibagi dua: liga untuk klub semi-profesional
bernama Galatama dan Liga klub Perserikatan. Klub-klub Perserikatan
tergantung pada pemerintah daerah untuk dana. Sementara klub Galatama
tergantung pada sponsor swasta. Walaupun Arema belum pernah juara
selama zaman Ligina, Arema juara Galatama pada tahun 1993. Pada tahun
1994 klub semi-profesional digabungkan dengan klub Perserikatan untuk
menjadi Ligina.
Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua
pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap
korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah
di Malang (*Peran korwil akan dibicarakan secara lengkap di Bagian A,
BAB III). Di artikel `Aremania Junjung Sportivitas’ diterbitkan di
Bestari, no. 156, 2001 diceritakan bahwa menurut suporter Arema, AFC
itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter
dengan suporter lain. Akibatnya AFC terhadap kesulitan mendorong
kerukunan suporter. AFC pernah dianggap sebagai yayasan yang terlalu
ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter
Arema. Sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu
karena banyak kesibukan dan soal generasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh
AFC pasti mempengaruhi keruntuhan AFC, harus ditanyakan mengapa AFC
tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru. Mungin itu tidak
terjadi karena sudah jelas bahwa AFC tidak didukung oleh suporter.
Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Makanya mantan-tokoh
AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan nama dan simbol yang
akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua inisiatip AFC gagal.
Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem organisasi suporter yang
berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC
tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks
keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang merupakan para suporter
B. Brutalisme ke Hooliganisme
Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suporter yang tidak
sportif dan membuat kerusuhan: suporter brutal dan hooligan. Artinya
dua istilah hampir sama. Perbedaan antara dua istilah itu hanya soal
konteks. Istilah hooligan itu berasal di luar konteks Indonesia dan
bersifat perbandingan. Istilah suporter brutal lebih sering dipakai
dalam konteks Indonesia. Hooligan sama dengan suporter brutal karena
yang jelas kegiatannya berdasarkan pada egoisme buruk. Seorang hooligan
mau membuat kerusuhan dan kekerasan untuk membesarkan egonya. Seorang
hooligan tidak ikut pertandingan untuk menikmati sepak bola tetapi untuk
membuat kericuhan. Seorang Hooligan adalah musuh perkembangan sepak
bola apalagi komunitas suporter murni. Akhirnya kalau memakai contoh
suporter brutal Arema kelihatannya perbedaan antara dua istilah hanya
soal konteks.
Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme antara waktu Arema
berdiri dan pertengahan tahun 1990-an. Ada kekerasan antara suporter
walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu beberapa geng pemuda
merupakan para suporter Arema. Setiap kampung memiliki geng sendiri.
Yang berikutnya adalah daftar nama geng-geng Malang sama tempat asalnya kalau ada:
Nama Geng Tempat Asal
Aregrek Sekitar Jl. Basuki Rachmat
Arnak (Armada Nakal) Sukun
Anker (Anak Keras) Jodipan
Argom (Armada Gombal) Kidul Dalem
Arpanja (Arek Panjaitan) Betek
Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan) Celaket
(Sarang Anak Setan) -
Inggris Kasin
Jrot -
Ermera -
Saga (Sumbersari Anak Ganas) -
Geng-geng Malang dan tempat asalnya
Geng-geng ini membuat suasana menakutkan di stadion. Tempat
pertandingan menjadi kesempatan untuk geng-geng tersebut membuktikan
siapa yang paling keras. Persaingan keras antara geng-geng terjadi
walaupun semuanya medukung Arema. Jadi semua upaya untuk membuat
suporter Arema rukun dan kompak dihalangi. Tawuran terjadi antara
suporter Malang dan suporter dari luar tetapi juga di antara para
suporter Arema sendiri. Bentrokan tidak terjadi karena provokasi tetapi
disebab oleh suasana brutalisme ditimbulkan suporter Malang.
Masih diingatkan oleh supporter Arema (dengan malu) bahwa suporter
Malang brutal sebelum supoprter Surabaya menjadi brutal. Akhirnya, waktu
antara 1987 dan pertengahan tahun 1990-an suporter Arema membuktikan
bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme Hooligan Inggris.
Suporter Malang menjadi terkenal sebagai Hooligan Indonesia. Sering
selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada tawuran antara
suporter Surabaya dan Malang. Sayangnya persaingan keras itu antara
Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang dari Malang
diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak.
Sementara di Malang kendaraan yang berplat L (plat Surabaya) mengalami
hal yang serupa. Pada tahun 1992 ada semacam sweeping’ menghadapi orang
yang berKTP Surabaya. Polisi terpaksa melakukan operasi untuk
menghentikan aski brutal itu. Akhirnya permusuhan berkembang antara
orang kedua kota Jawa Timur tersebut melainkan antara suporter saja.
Lagipula Bonek nama suporter Surabaya menjadi istilah berarti hooligan
Indonesia. Jadi kata bonek yaitu yang tidak pakai huruf besar artinya
hooligan walaupun Bonek itu berarti suporter Surabaya. Karena
persaingan keras itu sering Aremania dan Bonek dianggap sama saja.
Khususnya di luar Malang banyak orang yang bersikap bahwa Aremania
adalah bonek juga. Banyak orang tidak membedakan antaranya. Selama
tahun-tahun itu masyarakat Malang tutup jendela dan mengunci pintu kalau
ada pertandingan Arema. Sekarang suporter Arema telah benar-benar maju
tetapi terhadap peringatan masyarakat yang menganggap bahwa mereka
masih brutal.
C. AREMANIA muncul
Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara
itu istilah Aremania muncul sebagai nama para suporter Arema.
Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya
pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh.
Di artikel `Aremania Mengukir Sejarah Baru’ diterbitkan di Bestari, no.
156, 2001 Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun
kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu
mempersatukan suporter Arema. Secara psichologis persamaan dasar antara
Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania bisa
dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari
suporter Malang yang mulai bosan dengan perkelahian geng-geng tersebut.
Ada beberapa alasan untuk perubahan itu.
Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng
walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih
dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng.
Di samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai
mendorong sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing
mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk menaikkan
kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah
ada pemain dari Afrika, Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga
Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara
Chile bernama Rodriguez `Paco’ Rubio. Sekarang menurut suporter Malang
dia semacam pahlawan sepak bola Arema. `Paco’ Rubio menembus gol lawan
selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama Ligina
VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang
dipanggil `Bobby’ (selama Ligina VIII main untuk klub perserikatan
Malang Persema). Selama Ligina VIII Jaime Rojas (mantan pemain
Persema) juga berasal dari Chile masuk klub. Dengan berupaya ke
profesionalisme suporter mulai lebih tertarik pada permainan khususnya
karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi
bintang. Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia
pindah ke Persebaya dan menjadi musuh suporter fanatik. Akhirnya mau
kembali ke Arema dia ditolak oleh pengurus Arema. Daripada membeli
Junaedi lagi mereka memilih mendidik pemain muda berasal dari Jawa
Tengah bernama Johan Prasetyo. Johan Prasetyo telah menjadi bintang
Aremaa. Selain Prasetyo ada Aji Santoso, pemain yang berpengalaman itu
pernah main untuk TimNas Indonesia. Karirnya setelah di Arema ke
Persebaya dan kemudian ke PSM Makassar. Akhirnya main untuk Persema
sebelum main di Arema lagi. Dengan impor pemain asing dan perhatian
pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang antara para
suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan fanatisme terhadap
klub saja.
Di artikel `Supporter Bergeser Jadi Football Minded’ diterbitkan di Jawa
Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap suporter digambarkan. Ternyata bahwa
para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan
kualitas sepak bolanya. Yaitu penonton mulai memilih pertandingan
dengan lawan kualitas sepak bola tinggi. Barangkali suporter Indonesia
dipengaruhi tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai
menuntut kualitas dari sepak bola Liga Indonesia.
Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh
perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng dapat dicegah
karena upaya tokoh Aremania. Di artikel `Aremania Sebuah Gerakan
Rakyat’ diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa suporter
didorong oleh tokoh seperti Ovan Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Eko Subekti
dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan sportif. Pasti
mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau
klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga.
Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub Arema yang telah
menjadi simbol suporter juga. Di artikel `Aremania junjung sportivitas’
diterbitkan di Bestari, no 156 2001 bahwa tokoh perintis ini
mengusulkan Aremania dijuluki `Macan Putih’ atau `Singa Putih’ karena
Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian secara
spontan ada orang antaranya yang teriak `edan’. Mungkin itu mucul dari
bagian belakang istilah Aremania yaitu `mania’. Kata `mania’ berarti
edan. Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo Edan semacam
bahasa Malang berkembang. Kata-kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalaman. Misalnya Singo
Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro Ngalam. Di
samping itu arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat kabar
Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam. Sekitar pertengahan tahun
1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter
Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu
Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik. Pada waktu
ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua
Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di
Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif,
sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli
Sugianto (dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia.
Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru
suporter lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter
mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden
lemparan terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena
Aremania tidak terpancing oleh oknum provokator Tangerang.
Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai `guru hebat’.
Lagipula kemajuan Aremania mempengaruhi keadaan di Malang. Selama waktu
Krismon, Malang tenang walaupun dimana-mana di Jawa telah kacau. Itu
karena pemuda Malang telah merasa bersatu sebagai Aremania dan tidak
ingin membuat kerusuhan di kotanya. Katanya ada suporter Solo yang
mengirim sepasang bh dan celana dalam perempuan ke Aremania agar
mengucapkan Aremania para penakut. Namun Aremania tidak mudah
dipancing. Yang jelas dalam lingkungan suporter sepak bola telah
dianggap maju dari masa dulunya. Lagipula mereka dianggap suporter di
Indonesia. Namun proses ini mulai lebih dari 5 tahun yang lalu dan
Aremania sampai tahun 2001 berjuang untuk menghapus sisa-sisa
brutalisme.
D. Sisa-sisa Brutalisme
Aremania tidak langsung berhasil dalam perjuangan untuk menghapus citra
suporter brutal. Sampai tahun 1999 ada bentrokan antara suporter di
Malang tetapi khususnya dengan Bonek. Keadaan kacau hampir tidak bisa
dicegah aparat keamanan. Persaingan keras antara suporter Malang dan
Surabaya terjadi selama ada kesempatan Arema melawan Persebaya.
Akibatnya di Malang suporter Surabaya harus dilarang masuk Malang supaya
mencegah insiden yang tidak diinginkan. Pengurus Arema pernah minta
pertandingan Arema versus Persebaya diadakan di luar Malang agar tidak
ada tawuran. Namun ini diprotes
Aremania yang menuntut bahwa pertandingan Arema tetap milik masyarakat
Malang. Namun tahun-tahun tersebut harus dibedakan dari zaman
geng-geng. Mungkin tahun-tahun yang berikut kelunturan geng-geng Malang
bisa dianggap sebagai waktu peralihan. Sampai tahun 2001 ada insiden
yang terjadi di luar Malang. Salah satu contoh konflik antara suporter
Malang dan Surabaya adalah tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei
tahun 2001.
Tragedi Sidoarjo: Pada Ligina VII Aremania mendukung tim
kesayangannya di pertandingan away. Arema melawan Gelora Putra Delta
(GPD) di Sidoarjo. Soalnya tiga kelompok suporter mucul di stadion
Delta: Deltamania, Aremania dan Bonek. Karena jarak antara Surabaya dan
Sidoarjo jumlah sedikit suporter Surabaya datang untuk menjenkelkan
suporter Arema. Tiga kelompok ini dibagi supaya tidak ada bentrokan.
Aremania menempati sektor utara sementara Bonek dan Deltamania ada di
tribun VIP. Pertama-tama sebelum pertandingan mulai sekitar jam 14. 15
ada lemparan batu dari luar stadion. Dua suporter Arema terluka dan
Aremania menuntut bahwa tempat di luar stadion khususnya sekitar sektor
utara diamankan. Di samping itu Aremania dimarahkan kabar bahwa dua
mobil Aremania dirusak. Pada jam 15.10 lemparan batu antara sektor
utara dan tribun timur mulai. Polisi terhadap kesulitan membatasi
lemparan karena Bonek dapat sumber batu dari luar stadion. Pada jam
16.00 pertandingan sepak bola dimulai. Pada jam 16.20 aparat keamanan
megeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan lemparan. Pada menit
ke-29 pertandingan harus dihentikan karena suporter masuk lapangan dan
kerusuhan mulai terjadi di luar stadion. Aremania harus dievakuasi oleh
aparat keamanan. Akhirnya 15 orang terluka, 7 mobil dan 2 sepeda motor
dirusak. Juga stadion Delta dihancur dari aksi lemparan dan bentrokan
yang berikutnya. Reaksi Aremania penuh dengan kesedihan terhadap
tragedi Sidoarjo. Para suporter Arema merasa mereka salah dipersalahkan
untuk tragedi Sidoarjo walaupun Bonek adalah provokator. Pak Marheis
salah satu korwil Aremania yang dianggap oleh sebagian suporter sebagai
tokoh yang memperbolehkan ketertiban antara korwil-korwil tidak bisa
menahan tangisnya setelah insiden Sidoarjo. Ovan Tobing seorang
perintis Aremania setelah tragedi itu berpendapat bahwa tragedi di
Sidoarjo merupakan pelajaran untuk PSSI. Pada waktu Arema main di
Malang Aremania membawa spanduk yang protes disalahkan atas kejadian di
Sidoarjo. Sayangnya bahwa insiden seperti itu menegaskan citra Aremania
sebagai suporter brutal karena dalam insiden itu Aremania sebetulnya di
kedudukan sulit. Pertama-tama mereka dilempari dari luar stadion.
Lagipula mereka terhadap Bonek yang siap dengan sumber batu dari luar
stadion.
Aremania diserang di Jogja: Selain masalah Bonek ada kelompok lain
yang iri pada Aremania jadi mencoba memancingnya. Pada bulan Oktober
tahun 2001 Aremania diundang ke pertandingan di Jogjakarta. Di Jogja
Aremania diserang oleh Brajamusti (supporter PSIM). Seperti di Sidoarjo
ada lemparan batu dari luar stadion. Aremania terpaksa masuk lapangan
untuk menghindari lemparan dari luar stadion. Dan Aremania sempat
terkurung di stadion, karena hampir seluruh penjuru stadion sudah di
kepung oleh Brajamusti yang membawa berbagai alat sajam. Tragedi ini
berakhir setelah waktu itu Sri Sultan Hamengkubuwono datang ke stadion
untuk menenangkan para supporter Jogja untuk menyuruh mereka m[ulang dan
menghentikan aksinya, serta tak lupa Sultan juga memberikan bungkusan
nasi kepada Aremania yang masih terkurung di dalam stadion. Selanjutnya
di upayakan evakuasi sampai batas kota Jogja. Pertandingan dihentikan
dan harus dimain hari berikutnya di tempat yang dirahasiakan. Slemania,
para suporter Sleman pada umumnya sangat malu pada penyerangan itu.
Mereka mulai menyanyi dengan gaya Aremania:
Maaf Maaf Maaf Aremania
Maafkan kami atas kejadian ini
Pada umumnya ada persahabatan antara Aremania dan para suporter lain
tetapi kadang-kadang ada oknum kelompok yang mencoba memancing
Aremania. Dan jarang Aremania terpancing dengan mudah. Selama Ligina
VIII tidak ada masalah bentrokan kalau suporter lain datang ke Malang.
Aremania membuktikan bahwa telah sportif. Supporter apalagi pemain saja
butuh sportivitas. Setelah kejadian seperti di Jogja, Aremania
berjanji mereka tidak akan membalas dendam kalau suporter Sleman datang
ke Malang. Korwil Cilewung juga mendorong Aremania untuk tidak membalas
dendam Bonek. Dia sadar bahwa kalau membalas dendam pasti tidak akan
dibedakan dari Bonek. Harus diakui walaupun lama berjuang dengan
sisa-sisa brutalisme Aremania telah agak berhasil dalam tugasnya.
Suporter Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga
kepada negara Republik Indonesia. Dengan kompak suporter Arema sebelum
permulaian pertandingan menyanyi lagu nasionalis `Padamu Negeri'. Lagu
itu dinyanyi suporter dengan bangga. Nasionalisme merupakan salah satu
aspek dasar suporter Arema. Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya
semua maupun suporter tim lawan bersaudara. Malang aman karena
persaudaraan itu. Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan
kesukuan atau konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia.
Aremania berpendapat bahwa kalau Malang bisa begitu rukun, mengapa
negara Indonesia belum bisa seperti itu? Yang jelas persatuan Aremania
muncul secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan
negara Indonesia.
[SALAM 1 JIWA]
by.http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/john.doc
source : http://www.mail-archive.com/radioliner@yahoogroups.com/msg00903.html
0 komentar to "Sejarah AREMANIA"
FOLLOWER
Sample Text
INFO Bermanfaat
--------AREMANIA UNEJ----------
Entri Populer
-
Kematian adalah sebuah hal yang pasti dilalui setiap makhluk hidup yang ada didunia ini.Kematian bukan juga hal yang perlu ditakuti,Tapi hen...
-
Aremania menjadi barometer kreasi suporter yang ada di Indonesia. Pernyataan tersebut memang tidak berlebihan. Bisa dilihat dari pertandi...
-
Ciri-ciri Gejala Penyakit Jantung Dan Tips Cara Mencegah Sakit Jantung Juga Bagaimana Cara Mengobati/Pengobatan Secara Alami atau Tradisio...
-
kegiatan menghitung struktur bangunan membutuhkan kesabaran, ketelitian, serta pengetahuan struktur bangunan yang baik sehingga dapat diha...
-
saya mau berbagi ilmu tentang cara membobol password admin / user buat di Windows XP maupun Windows 7.Yg agan butuhin buat ngehack cuma 1 ba...
-
Masih ingat ketajaman Michael Owen ketika di Liverpool? Atau ketangguhan Iker Casilas di mistar gawang Real Madrid? Talenta-talenta terseb...
-
Siapa yang tidak kenal dengan istilah Jalur Gaza? itu adalah daerah dimana tempat para pejuang muslim Palestina berjuang untuk mendapatk...
-
Software teknik sipil sangat berguna untuk mempermudah pekerjaan rancang desain bangunan sehingga dapat menghemat penggunaan pikiran, wak...
-
Buat mas mas,om om,mbak - mbak dan tante-tante,kita hidup didunia ini tentunya gak ingin penyakitan kan?apa lagi dengan jadwal yang padat.In...
-
Kalah 1-0 atas PS Barito Putera Minggu lalu (20/1) menodai hasil sempurna dua laga awal Arema ISL . Arema ISL masih optimis meraih jua...
Translate
Blog Archive
-
▼
2013
(77)
-
▼
Januari
(68)
- Efek Tulisan terbakar
- Tutorial Membuat Teks Efek Fill Gambar
- 3 d Teks Blue Arts
- 31 Maret, Batas Akhir Klub Lunasi Gaji Pemain
- Sepuluh Catatan Terburuk Timnas Sepakbola Indonesi...
- Sejarah Brajamusti
- Sejarah Spartack
- Sejarah The Jak Mania
- Sejarah Viking Bandung
- Sejarah Bonek
- Sejarah Pusamania
- Arema Noise - Suara Bising Untuk Mendukung Arema
- Profil Aremania Bogor Berkarakter
- Stadion di Inggris Tanpa Pagar, Di Indonesia kenap...
- Profil Aremania Kupang
- Refleksi 16 Januari
- Aremania, Arti Sebuah Nama
- Mengenal Aremania Jalur Gaza ; Love In Brotherhood
- Profil Yuli Sumpil: Sang Dirigen Aremania
- Sumber Permusuhan Aremania vs Bonek
- Sejarah AREMANIA
- Permainan Arema Jauh dari Harapan
- Tingkatkan kualitas Permainan Demi Juara ISL
- 2 Pemain Arema ISL kena sanksi PSSI..Loooohh
- Permainan Arema MONOTON
- Rapor Pemain lawan Barito
- Manfaat Korwil Aremania Yang Ada Di Luar Wilayah M...
- Profil Korwil THIS IS AREMA
- AREMA optimis Juara
- Sejarah AREMANIA korwil NTT
- Keluh Kesah AREMANIA
- AKADEMI AREMA ASET YAN BERHARGA
- Cedera Ridhuan dan Greg hampir sembuh
- Konfigurasi Wireless Access Point
- Jenis Jenis Jaringan
- Jenis Jenis Harddisk
- Sejarah Prosessor
- Seventeen - Jaga Selalu Hatimu
- Kerispatih - Tertatih
- SM*SH - I Heart You
- Nikita Willy - Ku Tetap Menanti
- Lyla - Dan Lagi
- Vierra - Takut
- Kotak - Cinta Jangan Pergi
- Hijau daun - Aku dan Air Mata
- SM*SH - Senyum Dan Semangat
- viera - Terlalu Lama
- Judika - Aku Yang Tersakiti
- Hack Password Admin Windows 7
- CARA MENDETEKSI KERUSAKAN PADA KOMPUTER
- Cara Instalasi Windows Xp
- Membuat Jaringan Ad-Hoc pada Win 7
- Profil Kurnia Meiga
- Sejarah AREMA
- Cinta Yang Agung
- Kemunafikan
- Ku Tak Sanggup
- Kenangan Masa Lalu
- Aku Masih Disini
- Retakan Dalam Sukma
- Kerinduan Cinta
- Kegundahan Cinta Tak Terbalas
- Luka Darimu
- Jejak Kaki
- Bersama Cahaya Lilin
- Giselle & last child - Seluruh nafas ini
- Last Child - Pedih
- Noah - Separuh aku
-
▼
Januari
(68)
Posting Komentar