AKADEMI AREMA ASET YAN BERHARGA

Masih ingat ketajaman Michael Owen ketika di Liverpool? Atau ketangguhan Iker Casilas di mistar gawang Real Madrid? Talenta-talenta tersebut tidak lahir begitu saja, ada kawah candradimuka yang membentuk talenta mereka.
Akademi Arema
Pemain-pemain Akademi Arema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen
Jika Owen lahir dari Anfield bersama Gerrard, maka Casilas memulai karir cemerlangnya dari akademi Real Madrid. Pembibitan usia dini merupakan kunci sukses banyak klub besar Eropa. Tengok saja berapa banyak biaya yang dikeluarkan Barcelona untuk Lionel Messi. Tentu mereka mengeluarkan uang begitu banyak bukan tanpa perhitungan matang, ada tujuan besar dibalik semua itu; mencetak pemain bintang.
Lain halnya ketika kita melihat klub-klub di Indonesia, terutama klub besar dan kaya. Orientasi yang ada hanya oreintasi hasil yang instan, akibatnya pembinaan usia dini seperti klub-klub Eropa diatas seakan terpinggirkan. Mereka memilih jalur cepat dengan membeli pemain bintang yang sudah jadi. Namun dari pemain bintang yang sudah jadi tersebut ada kekurangan dibanding pemain binaan klub sendiri; loyalitas.
Tengok saja bagaimana terseoknya PSPS Pekanbaru pada musim kompetisi 2002, padahal mereka dihuni pemain bintang. Contoh terbaru adalah Persisam Samarinda pada musim kompetisi kali ini. Bagaimana Los Galacticos-nya Indonesia ini kalah berkali-kali termasuk di kandang sendiri oleh Arema.
Kebangkitan Arema tahun 2003 ditandai pula dengan berdirinya Akademi Arema. Walau sebelumnya telah ada pembinaan usia dini di Arema, namun harus diakui pembinaan saat itu kurang optimal. Pembinaan di Akademi Arema turut juga mendapat supervisi dari tim pelatih kepala. Hal inilah yang menjadi nilai lebih Akademi Arema. Tujuan jangka panjang Akademi Arema sendiri sebagai penyalur pemain untuk tim senior Arema, sedangkan prestasi di kejuaran usia dini bukan menjadi tujuan utama Akademi Arema.
Meski begitu, Akademi Arema berhasil pula menyabet gelar juara nasional U-18 (Piala Suratin) tahun 2007. Ketika itu akademi Arema diarsiteki trio Joko Susilo-(alm) Setyo Budiarto-Yanuar Hermansyah (pelatih kiper) dengan menejer Ekoyono Hartono. Prestasi ini diberi penghargaan menejemen Arema saat itu dengan “naik kelas” seluruh pemain tersebut menjadi tim Arema U-21 yang mendampingi Arema Senior di ISL 2008/2009.
Akademi Arema juga turut membuat Arema menjadi klub paling unggul di Indonesia, utamanya aspek sporting. Hal ini sebelumnya diakui oleh Benny Dollo, pelatih timnas Indonesia, saat meninggalkan Arema di akhir 2006, “Arema tim yang paling modern di Indonesia. Di sinilah sepak bola ala Eropa ada di Indonesia”.
Akademi Arema
Akademi Arema saat latihan di lapangan Taman Rekreasi Sengkaling
Untuk menjadi seorang Akademia Arema, tidak mudah. Dari perbincangan dengan Ekoyono Hartono di Jakarta tahun 2006 (saat itu yang bersangkutan masih asisten manajer) disebutkan bahwa tidak ada KKN untuk bisa masuk kesana. “Kalau ketahuan kami pecat orang dalamnya”, tegasnya. Hal ini dikuatkan dengan cerita Yanuar Hermansyah yang mengatakan saat seleksi ada orang yang mendatangi (alm) Setyo Budiarto lalu memberi amplop disertai nomor peserta. “Langsung anak yang nomornya disebut dicoret, tanpa dilihat permainannya”, ujar Yanuar yang saat aktif akrab dipanggil “Begal”. Seleksinya sendiri berlangsung lebih dari sekali.
Hadirnya mantan bintang Arema di Akademi Arema juga menjadi semacam motivasi sendiri bagi para pemain junior. Produk Akademi memang saat ini belum bersinar di kancah sepak bola professional. Baru Aji Saka dan 4 pemain Arema U-21 yang baru saja naik ke senior yang sudah terdaftar di ISL. Atau penampilan kiper timnas U-19 (Beny dan cadangan yang juga saudara kandungnya, Triwindu) yang mulai memunculkan kebanggaan atas Akademi Arema. Meski belum menelurkan pemain bintang, namun pelatih alumni Akademi Arema sudah diakui keunggulannya. Ini terlihat dari dikontraknya Aji Santoso (pelatih Akademi Arema 2005) oleh Persisam dengan nilai Rp 1 Milyar.
Akademi Arema, seperti halnya Arema dan Aremania, menjadi semacam oase ditengah terpuruknya sepak bola nasional. Ketika akademi Pelita Jaya sempat mandeg, atau Akademi Sepakbola Inti Olah Prima (As-IOP/milik PSSI) tergusur dari lapangannya di Senayan, sekelompok anak muda tetap berlatih sambil merajut mimpi di lapangan Armed (Singosari), Zipur (Kepanjen), dan Abd Saleh (Pakis). Mimpi yang juga menjadi harapan Aremania bahkan suporter merah putih di masa depan.


0 komentar to "AKADEMI AREMA ASET YAN BERHARGA"

Posting Komentar

FOLLOWER

Sample Text

MENUNGGU KESUKSESAN ADALAH TINDAKAN BODOH YANG SIA - SIA

INFO Bermanfaat

--------AREMANIA UNEJ----------

--------AREMANIA UNEJ----------

Entri Populer

Translate

Blog Archive

Web hosting for webmasters